Minggu, 07 Oktober 2012

LAPORAN STERILISASI LARUTAN MATA


LARUTAN MATA

1.      TUJUAN
Mengetahui dan menguasai pembuatan larutan mata meliputi tetes mata dan cuci mata secara steril

2.      DASAR TEORI
Larutan obat mata adalah larutan steril, bebas partikel asing, merupakan sediaan yang dibuat dan dikemas sedemikian rupa sehingga sesuai digunakan pada mata. Pembuatan larutan obat mata membutuhkan perhatian khusus dalam hal toksisitas obat, nilai isotonositas, kebutuhan akan dapar, kebutuhan akan pengawet dan jika perlu pemilihan pengawet dan kemasan yang tepat.
Larutan cuci mata atau yang lebih dikenal sebagai kolorium adalah larutan steril yang jernih, bebas partikel asing yang dipakai untuk membersihkan mata.  Dapat ditambahkan zat dapar dan pengawet. Kolorium dibuat dengan melarutkan obat dalam air, disaring hingga jernih, dimasukan dalam wadah tertutup dan disterilkan. Alat dan wadah yang digunakan harus bersih dan steril.
Beberapa obat larutan cuci mata perlu hipertonik untuk meningkatkan daya serap dan meningkatkan kadar bahan aktif yang cukup tinggi untuk menghasilkan efek obat yang cepat dan efektik. Apabila larutan obat seperti ini digunakan dalam jumlah kecil, maka pengenceran dengan air mata cepat terjadi sehingga rasa perih akibat hipertonisitas hanya sementara. Tetapi penyesuaian isotonisitas oleh pengenceran dengan air mata tidak berarti jika digunakan larutan hipertonik dalam jumlah besar. Jadi yang penting adalah larutan obat mata untuk keperluan ini harus mendekati isotonik.
Obat tetes mata (guttae ophthalmicae) adalah sediaan steril berupa larutan atau suspensi, digunakan untuk mata, dengan cara meneteskan obat pada selaput lendir mata, disekitar kelopak mata dan bola mata. Dimaksudkan untuk obat dalam atau obat luar, diteteskan dengan menggunakan penetes yang menghasikan penetes setara dengan tetesan yang dihasilkan penetes baku dalam Farmakope Indonesia.
Obat tetes mata sering digunakan pada mata, maka obatnya harus stabil secara kimia, harus mempunyai aktivitas terapi yang optimal, hatus todak mengiritasi dan tidak menimbulkan rasa sakit pada mata, harus jernih, harus bebas mikroorganisme yang hidup dan tetap demikian selama penyimpan yang diperlukan.
Jadi pada prinsipnya obat tetes mata harus :
·         steril
·         jernih
·         bebas partikel asing
·         sedapat mungkin isotonis
·         sedapat mungkin isohidris

Sterilitas dan Pengawet
Semua larutan untuk mata harus dibuat steril dan bila mungkin ditambahkan bahan pengawet yang cocok untuk menjamin sterilitas selama pemakaian. Larutan untuk mata yang digunakan selama operasi atau pada mata yang trauma, umumnya tidak mengandung bahan pengawet, karena hal ini akan menyebabkan iritasi pada jaringan didalam mata. Pengawet yang ditambahkan untuk larutan mata misalnya : Benzalkonium klorida 0,013%, Benzetonium klorida 0,01%, klorobutanol 0,5%, Fenil Merkuri Asetat 0,004%, Timerosal 0,01%. Bahan pengawet ini mempunyai syarat-syarat : stabil dengan obatnya, tersatukan secara kimia dengan bahan lain dengan formulasi dan mempunyai aktivitas antibakteri.

Isotonis
Larutan obat dikatakan isotonis apabila mempunyai tekanan osmosis sama dengan cairan tubuh. Cairan tubuh termasuk darah dan cairan mata mempunyai tekanan osmosis yang sebanding dengan larutan Natrium Klorida dalam air 0,9%. Dalam prakteknya batas isotonitas suatu larutan mata berupa Natrium Klorida atau ekuivalensinya dapat berkisar antara 0,6-2,0 tanpa rasa tidak nyaman pada mata.


Dapar
Dapar mungkin digunakan dalam larutan mata karena : untuk mengurangi ketidaknyamanan pasien, untuk menjamin kestabilan obat, dan untuk mengawasi aktivitas terapeutik untuk bahan obat pH mata normal 7,4. Larutan dapar yang sering digunakan dalam larutan mata adalah dapar asam borat dan dapar pospat.
Viskositas dan Zat Pengental
Pada pembuatan larutan mata, zat pengental seringkali ditambahkan untuk menaikan viskositas untuk membantu menahan obat pada jaringan sehingga menambah efektivitas terapinya. Viskositas larutan obat mata dipandang optimal jika berkisar antara 15-25 centipoise.
Zat pengental yang ditambahkan misalnya: metilselulosa, hidroksipropilmetilselulosa dan polivinil alcohol.

3.      ALAT DAN BAHAN
-          Beaker glass
-          Corong
-          Erlenmeyer 250 ml
-          Pipet
-          Gelas ukur 100 ml
-          Kertas saring
-          Pinset
-          Kaca arloji
-          Batang pengaduk
-          Flakon
-          Botol kaca



4.      PERHITUNGAN DAN PENIMBANGAN
A.    Formula Tetes Mata Atropin Sulfat:
R/ Atropin Sulfat                                0,05
Lar. Dapar P Isotonis pH 6,5              ad 10ml
Mf.gutt.ophth.steril

Permasalahan: OTT Atropin Sulfat (garam alkaloid) dengan NaHPO (basa)
Penimbangan
Lar. Dapar P Isotonis pH 6,5 (FI III)
NaHPO          0,8%                            : 70 ml à 70%
NaHPO        0,942%                        : 30ml à 30%
NaCl                                                     : 0,5 g
Penimbangan bahan dilebihkan 20%, jadi larutan dapar P isotonis yang dibutuhkan :
10 ml + (20/100 x 100 ml) = 10 ml + 2 ml = 12 ml
Bahan
Perhitungan
Jumlah
NaHPO          0,8%
70/100 x 12 ml = 8,4 ml
0,8/100 x 8,4 ml = 0,067 g
NaHPO        0,942%
30/100 x 12 ml = 3,6 ml
0,942/100 x 3,6 ml = 0,339 g
NaCl
12/100 x 0,5 g = 0,06 g
60 mg
Atropin Sulfat
0,05/15 x 12 g = 0,04 g
40 mg

B.     Fomula Obat Cuci Mata ZnSO
R/ ZnSO                          0,1
Asam Borat                      0,5
Aquadest ad                     100 ml



Penimbangan
Penimbangan dilebihkan 10% dan untuk membuat isotonis dengan penambahan NaCl
100 ml + (10/100 x 100 ml) = 100 ml + 10 ml = 110 ml
Perhitungan NaCl yang ditambahkan:
Ptb ZnSO                  : 0,086
C1      :0,1
Ptb Asam Borat        : 0,288
C2      :0,5
Ptb NaCl
C3      :?

B = 0,52 – (b1C1 + b2C2)
                  b3
B = 0,52 – (0,086.0,1 + 0,288.0,5)
                  0,056
B = 0,637 g/100 ml
Keterangan :
C1 = konsentrasi ZnSO
C2 = konsentrasi asam borat
C3 = konsentrasi NaCl
B1 = Ptb ZnSO
B2 = Ptb asam borat
B3 = konsentrasi NaCl
Bahan
Perhitungan
Jumlah
ZnSO
110/100 x 0,1 g
0,11 g
Asam Borat
110/100 x 0,5 g
0,55 g
NaCl
110/100 x 0,637 g
0,7007 g

5.      CARA PEMBUATAN
A.    TETES MATA :
1.      Membuat aquadest steril, kemudian didinginkan.
2.      Mensterilkan semua peralatan (untuk larutan dalam air tutup flakon tidak perlu didinginkan dulu dan untuk larutan dalam minyak tutup flakon harus dikeringkan terlebih dahulu).
3.      Menara kaca arloji, menimbang Atropin sulfat, masukkan dalam beaker glass, tambahkan sebagian aquades steril. Tutup beaker glass dengan kaca arloji dan digoyangkan hingga larut.
4.      Timbang NaH2PO4.2H2O, masukkan dalam beaker glass, tutup dan larutkan.
5.      Timbang Na2HPO4.2H2O, masukkan dalam beaker glass, tutup dan larutkan.
6.      Tambahkan NaCl, masukkan dalam beaker glass, tutup dan larutkan.
7.      Setelah semua larut, masukkan dalam gelas ukur dan tambahkan aquadest steril ad 12 ml, lalu dikembalikan dalam beaker glass dan ditutup. Saring dengan kertas saring steril ke dalam gelas ukur. Saringan pertama disisihkan (0,5ml), saringan kedua ditampung ke dalam flakon yang sudah dikalibrasi dan steril.
8.      Mensterilkan obat dalam flakon beserta penetesnya di otoklaf

B.     OBAT CUCI MATA :
1.      Membuat aquadest steril, kemudian didinginkan.
2.      Mensterilkan botol kaca dan tutup botol.
3.      Menimbang semua bahan. Larutkan asam borat dengan aquadest steril hangat dalam erlenmeyer.
4.      Setelah dingin tambahkan ZnZO4 larutkan.
5.      Tambahkan NaCl aduk sampai larut dan homogen. Tambahkan aquadest steril ad 110 ml.
6.      Saring dengan kertas saring steril. Saringan pertama disisihkan (0,5ml), saringan kedua ditampung kedalam botol yang sudah dikalibrasi dan steril.
7.      Botol ditutup dan disterilkan di otoklaf pada t 1210 C selama 15 menit.



6.      HASIL PERCOBAAN
1.      Tetes Mata Atropin Sulfat
Pengamatan
Setelah Percobaan
Bentuk
Larutan
Warna
Tidak berwarna
Bau
Tidak berbau
Homogenitas
Homogen
Partikel  asing
Tidak ada partikel asing

2.      Obat Cuci Mata ZnSO4
Pengamatan
Setelah Percobaan
Bentuk
Larutan
Warna
Tidak berwarna
Bau
Tidak berbau
Homogenitas
Homogen
Partikel  asing
Tidak ada partikel asing

7.      PEMBAHASAN
-          Semua alat- alat harus disterilisasikan agar mendapatkan larutan yang  steril, bebas  partikel asing dan mikroorganisme.
-          Agar obat tetes mata dan cuci mata nyaman dan tidak pedih dimata saat digunakan maka harus dibuat isotonis.
-          Penyaringan dilakukan untuk menghilangkan partikel atau endapan yang ada pada larutan.
-          Metode pembuatan dilakukan secara aseptis dan sterilisasi akhir  dengan uap air panas yang megalir menggunakan alat seperti dandang. Dilakukan secara aseptis karena untuk meminimalisir dan mencegah adanya mikroorganisme yang masuk ke dalam larutan.
-          Sterilisasi akhir dengan uap air panas yang mengalir bertujuan untuk memastikan bahwa larutan sudah terbebas dari mikroba hidup. Uap air memiliki daya bakterisid yang lebih besar daripada panas kering.
-          Sterilisasi dapat dilakukan dengan uap air  panas yang  mengalir karena wadah dan bahan-bahan yang digunakan tahan terhadap pemanasan.

8.      KESIMPULAN
-          Cara pembuatan obat tetes mata dan obat cuci mata harus dilakukan secara steril dan aseptis
-          Cara pensterilan dilakukan dengan uap panas
-          Larutan yang didapat tidak berwarna, tidak berbau, tidak ada partikel asing

9.      DAFTAR PUSTAKA
Suhartinah, Lina. S, 2012. Petunjuk Praktikum Perbekalan Steril. Surakarta: Universitas Setia Budi.


LAPORAN RESMI PRAKTIKUM
PERBEKALAN STERIL
 LARUTAN MATA



logo usb






Disusun Oleh: kel F
1.      Yogi B. Marhenta                 15092800 A
2.      Yolanda S.D                          15092804 A
3.      Yuan Marinta Y                    15092804 A
4.      Khamdiyah Indah K                        15092810 A



FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SETIA BUDI
SURAKARTA
2012

1 komentar: